13.10.13

Tumbang


2 tahun terakhir gue merasakan ada yang salah sama kondisi fisik gue. Gue mudah sekali lelah. Lelah ya. Bukan capek. Capek dibawa istirahat leyeh leyeh sebentar lalu capeknya hilang. Lelah itu rasanya mau dibawa istirahat pun rasanya masih aja capek. Dulu gue olah raga ngegym. Akhirnya gue stop karena kok rasanya olah raga bukannya sehat malah makin lemes.

Kemudian gue pernah beberapa kali pingsan disela sela aktivitas. Pusing kalau berada di tengah keramaian. Gue juga jadi susah fokus dan sering lupa. Udah mah gue dasarnya lemot makin hari kok semakin lemot aja. Dan mulut gue sering sekali sariawan dan kering di sekitar sudut bibir. Gue gak bisa makan pedas. Saus cabenya McD yang manis begitu aja rasanya puanassss banget lidahnya. 

Kuatir ada gejala yang lebih parah lagi gue memutuskan untuk general check up. Gue dan suami rutin melakukan general check up setahun sekali. Kebetulan saat itu memang udah harusnya gue check up. Hasil general check up menunjukan bahwa kadar hemoglobin (HB) gue rendah: 9. Normalnya adalah 11. Gue dihimbau untuk rajin mengkomsumsi tablet penambah darah dan zat besi juga lebih memperhatikan asupan gizi sehari hari. Sayurah hijau dan daging merah adalah menu wajib yang harus gue perhatikan. Dan memang.. Gue kurang menyukai kedua jenis makanan tersebut. 

Satu tahun berlalu belum gue rasakan kemajuan sama kondisi fisik. Berat badan turun pula. Kembali gue menemui dokter dan dirujuk untuk tes darah. Lagi lagi kadar HBnya rendah bahkan turun 1 poin ke angka 8. Gue dirujuk untuk konsultasi ke spesialis darah. Dari hasil tanya sana sini bertemulah gue dengan dr. Noorwati di RSPI. Gue pilih RSPI juga karena alasan jarak supaya kalau bolak balik kontrol gak repot. Kepada dr. Noorwati gue jabarkan riwayat kesehatan yang gue alami belakangan hari. Serangkaian tes darah dilakukan lagi. Euh.. Begah. 

Betapa kesal gue nerima hasil tes darah karena lagi lagi kadar HB gue turun ke angka 7! Kadar zat besi juga memprihatinkan. Akhirnya disimpulkan gue menderita Anemias sedang menuju berat. Pengobatannya gak sulit asal gue mau merubah pola makan dan memperhatikan asupan gizi. Sekitar 7-8 bulan gue absen menemui dr. Noorwati. Keluhan gue makin banyak. Gue hubungi RSPI untuk buat perjanjian menemui dr. Noorwati namun sayang yang bersangkutan ternyata sudah tidak praktek lagi di RSPI melainkan pindah ke RSPI Pluit. Akhirnya gue minta rekomendasi dokter spesialis darah lain di RSPI. Gue lalu ditangani oleh dr. Ronald Hukom. Karena udah sekian lama gak kontrol.. Jadi seperti biasa.. Tes darah lagi -__-*

HB gue 6! Dr. Ronald minta gue untuk transfusi darah dan infus zat besi. Karena HB di bawah 10 aja udah mengkhawatirkan apalagi dengan angka 6. Terapi suplemen zat besi udah ga akan bisa ngejar. Darah harus diganti dengan darah. 

Transfusi darah. Buset. Mana pernah kepikir sebelumnya gue bakal transfusi darah.. 
Gue minta waktu sama dokter untuk mikir. Walopun memang ga pengaruh sih.. Cepat atau lambat gue tetep harus transfusi. Hiks hiks. Dalam 4 hari gue merasakan kondisi fisik gue semakin payah. Akhirnya gue merasakan istilah 5L (lemah letih lesu lemas lunglai) itu. Selama ini sering ya denger atau baca di iklan :p
Senin sore sepulang kerja gue menyerahkan diri datang ke RSPI seorang diri. Suami waktu itu sedang keluar kota. Suster di RS bingung.. Dengan kadar HB segitu kok gue masih bisa jalan sendiri. Harusnya sih pingsan. Malam itu juga darah dipesan. Diperlukan 3 kantong darah untuk mencapai batas HB normal. Suami ga berenti berentinya telefon untuk memastikan prosedur pembelian dan pengecekan darahnya benar. Gue juga agak jiper karen sebelumnya belum lernah melakukan transfusi darah. Maklum. Transfusi darah orang lain bukan tanpa efek samping. Jadi harus ikhlas lahir batin untuk menjalani pengobatan ini. Gue dirawat selama 4 hari di RSPI. Hari kedua perawatan suami baru kembali dari luar kota. 
Proses transfusi darah berlangsung dua hari berturut turut. Gue sempat mengalami keadaan yang kurang bikin gue nyaman selama proses transfusi. Mual, pusing, gelisah, degdegan. Konon itu semua adalah reaksi yang dialami si penerima darah. Gue baca baca di internet sebelumnya malah ada yang bisa menimbulkan reaksi gatal diseluruh tubuh. Tapi Alhamdulillah gue gak mengalaminya. 

Hari ke-4 perawatan dokter berkunjung dan memperbolehkan gue untuk pulang. Dokter banyak memberikan nasehat dan petunjuk untuk gue terapkan di kemudian hari supaya bisa kembali sehat seperti sedia kala. HB gue kembali normal. Jumlahnya 12,5. Tugas gue ke depan untuk me-maintain kesehatan supaya ga terjadi hal hal yang gak diinginkan. 

Demikian cerita ini gue bagikan. Terima kasih kepada yang sudi membacanya. Siapa tau bermanfaat. Kalaupun enggak yaaa.. Buat menuh menuhin posting blog gue aja sih. Hahahahaha! 


Wassalam,
Isty

No comments: