13.10.13

Tumbang


2 tahun terakhir gue merasakan ada yang salah sama kondisi fisik gue. Gue mudah sekali lelah. Lelah ya. Bukan capek. Capek dibawa istirahat leyeh leyeh sebentar lalu capeknya hilang. Lelah itu rasanya mau dibawa istirahat pun rasanya masih aja capek. Dulu gue olah raga ngegym. Akhirnya gue stop karena kok rasanya olah raga bukannya sehat malah makin lemes.

Kemudian gue pernah beberapa kali pingsan disela sela aktivitas. Pusing kalau berada di tengah keramaian. Gue juga jadi susah fokus dan sering lupa. Udah mah gue dasarnya lemot makin hari kok semakin lemot aja. Dan mulut gue sering sekali sariawan dan kering di sekitar sudut bibir. Gue gak bisa makan pedas. Saus cabenya McD yang manis begitu aja rasanya puanassss banget lidahnya. 

Kuatir ada gejala yang lebih parah lagi gue memutuskan untuk general check up. Gue dan suami rutin melakukan general check up setahun sekali. Kebetulan saat itu memang udah harusnya gue check up. Hasil general check up menunjukan bahwa kadar hemoglobin (HB) gue rendah: 9. Normalnya adalah 11. Gue dihimbau untuk rajin mengkomsumsi tablet penambah darah dan zat besi juga lebih memperhatikan asupan gizi sehari hari. Sayurah hijau dan daging merah adalah menu wajib yang harus gue perhatikan. Dan memang.. Gue kurang menyukai kedua jenis makanan tersebut. 

Satu tahun berlalu belum gue rasakan kemajuan sama kondisi fisik. Berat badan turun pula. Kembali gue menemui dokter dan dirujuk untuk tes darah. Lagi lagi kadar HBnya rendah bahkan turun 1 poin ke angka 8. Gue dirujuk untuk konsultasi ke spesialis darah. Dari hasil tanya sana sini bertemulah gue dengan dr. Noorwati di RSPI. Gue pilih RSPI juga karena alasan jarak supaya kalau bolak balik kontrol gak repot. Kepada dr. Noorwati gue jabarkan riwayat kesehatan yang gue alami belakangan hari. Serangkaian tes darah dilakukan lagi. Euh.. Begah. 

Betapa kesal gue nerima hasil tes darah karena lagi lagi kadar HB gue turun ke angka 7! Kadar zat besi juga memprihatinkan. Akhirnya disimpulkan gue menderita Anemias sedang menuju berat. Pengobatannya gak sulit asal gue mau merubah pola makan dan memperhatikan asupan gizi. Sekitar 7-8 bulan gue absen menemui dr. Noorwati. Keluhan gue makin banyak. Gue hubungi RSPI untuk buat perjanjian menemui dr. Noorwati namun sayang yang bersangkutan ternyata sudah tidak praktek lagi di RSPI melainkan pindah ke RSPI Pluit. Akhirnya gue minta rekomendasi dokter spesialis darah lain di RSPI. Gue lalu ditangani oleh dr. Ronald Hukom. Karena udah sekian lama gak kontrol.. Jadi seperti biasa.. Tes darah lagi -__-*

HB gue 6! Dr. Ronald minta gue untuk transfusi darah dan infus zat besi. Karena HB di bawah 10 aja udah mengkhawatirkan apalagi dengan angka 6. Terapi suplemen zat besi udah ga akan bisa ngejar. Darah harus diganti dengan darah. 

Transfusi darah. Buset. Mana pernah kepikir sebelumnya gue bakal transfusi darah.. 
Gue minta waktu sama dokter untuk mikir. Walopun memang ga pengaruh sih.. Cepat atau lambat gue tetep harus transfusi. Hiks hiks. Dalam 4 hari gue merasakan kondisi fisik gue semakin payah. Akhirnya gue merasakan istilah 5L (lemah letih lesu lemas lunglai) itu. Selama ini sering ya denger atau baca di iklan :p
Senin sore sepulang kerja gue menyerahkan diri datang ke RSPI seorang diri. Suami waktu itu sedang keluar kota. Suster di RS bingung.. Dengan kadar HB segitu kok gue masih bisa jalan sendiri. Harusnya sih pingsan. Malam itu juga darah dipesan. Diperlukan 3 kantong darah untuk mencapai batas HB normal. Suami ga berenti berentinya telefon untuk memastikan prosedur pembelian dan pengecekan darahnya benar. Gue juga agak jiper karen sebelumnya belum lernah melakukan transfusi darah. Maklum. Transfusi darah orang lain bukan tanpa efek samping. Jadi harus ikhlas lahir batin untuk menjalani pengobatan ini. Gue dirawat selama 4 hari di RSPI. Hari kedua perawatan suami baru kembali dari luar kota. 
Proses transfusi darah berlangsung dua hari berturut turut. Gue sempat mengalami keadaan yang kurang bikin gue nyaman selama proses transfusi. Mual, pusing, gelisah, degdegan. Konon itu semua adalah reaksi yang dialami si penerima darah. Gue baca baca di internet sebelumnya malah ada yang bisa menimbulkan reaksi gatal diseluruh tubuh. Tapi Alhamdulillah gue gak mengalaminya. 

Hari ke-4 perawatan dokter berkunjung dan memperbolehkan gue untuk pulang. Dokter banyak memberikan nasehat dan petunjuk untuk gue terapkan di kemudian hari supaya bisa kembali sehat seperti sedia kala. HB gue kembali normal. Jumlahnya 12,5. Tugas gue ke depan untuk me-maintain kesehatan supaya ga terjadi hal hal yang gak diinginkan. 

Demikian cerita ini gue bagikan. Terima kasih kepada yang sudi membacanya. Siapa tau bermanfaat. Kalaupun enggak yaaa.. Buat menuh menuhin posting blog gue aja sih. Hahahahaha! 


Wassalam,
Isty

11.8.13

Fly to Sydney

Hello!

I'm about to have another vacation! Will be take off at 23.45 pm. Sekarang lagi nunggu boarding di lounge. Semoga sempet  ngeblog selama di sana. Aman sekarang mah udah ada aplikasi blogger di iPhone gue :)

Masih ada 1,5 jam tersisa sebelum take off. Gue mau menyantap makanan yang tersedia di lounge ini. Lagi. Iya, lagi. Gue tiba di lounge ini sejak 1 jam lalu. Hahak! 

Yomareasek! 





25.7.13

To the East Part of Indonesia: Maratua Paradise


Setelah beberapa kali mencoba pengalaman berlibur menikmati alam terbuka, gue putuskan gue suka sekali pantai ketimbang gunung. Alesannya? Gunung mah dingin. Gue benci dingin. Atau mungkin karena gue besar di Tanjung Priok yang notabene dekat dengan laut. Makanya gue jadi terbiasa kena panas dan air asin. Hahahahaha!

Pengalaman pertama main di pantai--selain Ancol--adalah taun 2010 lalu ke Pulau Tidung di Kep. Seribu. Menyenangkan banget. Sejak itu baru deh melek tentang adanya pantai-pantai indah di Indonesia. Buanyak. Buanget. Akhirnya 27 Juni lalu gue berkesempatan mengunjungi pantai lain di Kalimantan Timur, Indonesia.

Adalah Koh Andy, salah satu teman gue, yang pertama kalinya mengajak gue untuk pergi liburan ke Maratua - Kaltim. Rencana trip ke pantai kami rancang sejak bulan Februari. Kami dibantu oleh @KakabanTrip, sebuah jasa pemandu liburan khusus untuk lokasi Indonesia Timur. Yang bikin menyenangkannya lagi karena mas Andri bersedia ikut liburan. Sebelumnya gue banyak pergi liburan sama temen-temen soalnya. Hehehehe..

Kami pergi dengan penerbangan pagi menuju Tarakan. Sengaja dipilih penerbangan agak pagi karena perjalanan ke Maratua agak panjang. Dari Tarakan kami langsung ke Berau yang jaraknya cuma memakan waktu 15 menit menggunakan bus yang sudah dicarter tim Kakaban Trip. Dari Berau kami harus menempuh perjalanan dengan speed boat menuju Maratua selama 3 jam. Bukan perjalanan yang gue sukai.. Maka dari itu gue siap sedia obat anti mabuk dan koyo selembar untuk ditempel di perut. Gunanya supaya gue gak ngalamin mabok laut. Gue juga kurang paham bener enggaknya pengaruh koyo ditempel di perut itu.. Tapi nyatanya sih mujarab. Hahahaha!

Persis 3 jam perjalanan laut ditempuh. Kira kira jam 3 sore kami mendarat di dermaga Maratua Paradise. Sejak sebelum speed boat merapat di dermaga kami semua dibuat berdecak, menggeleng, nelen ludah, melotot, nganga melihat pemandangan pulau Maratua. "INDAHHHH SEKALI YA TUHAAAAAAAAAN..".
Semua mengekspresikan kekaguman dengan masing masing cara. Gue sendiri gak henti hentinya bertasbih waktu melihat pemandangan pulau Maratua sambil sibuk foto dari berbagai angle.
Kalau menurut kalian gue lebay.. Yaa cobain aja dulu pergi ke sana.. Taruhan sama gue kalau elo gak pengin njerit "GOKEEEEELLLL". :))

Maratua Paradise. It's literally paradise. Penginapan yang sebagian dibangun di atas air laut dan sebagian lagi berada di pinggir laut. Dari dermaga elo bisa liat perpaduan warna dari mulai hijau turqoise, biru kehijauan lalu biru tua. Biru tua menandakan lautnya dalam. Warna Turqoise dihasilkan dari perpaduan birunya air laut dan pasir yang berwarna putih bersih. Ditambah sinar matahari sore itu menjadikan suasana 'surga dunia' ini semakin sempurna. Stress yang awalnya gue alami sewaktu mengetahui harus naik speed boat 3 jam seketika sirna begitu mendarat di dermaga Maratua Paradise.

Bagian depan kanan setelah dermaga adalah restoran dan terasnya yang menghadap langsung ke laut. Ada dua macam tipe penginapan di Maratua Paradise. Water Villa dan Beach Villa. Water Villa letaknya tepat di atas air. Yang kalau menjelang sore banyak ikan seliweran di bawah situ. Bahkan penyu dan ikan pari pun mampir. Beach Villa berada di pinggir pantai. Gue sendiri kebagiannya di Beach Villa. Itu aja udah nyaman sih buat gue..

Walaupun di atas laut, gak usah kuatir kekurangan air tawar. Air tawar berlimpah dan dialiri melalui pipa pipa yang dirancang khusus untuk kebutuhan minum, mandi dan buang air kecil dan besar. Semua villa dilengkapi fasilitas air hangat, AC, kipas angin, lemari es dan ini yang lebih penting.. colokan. Oiya.. Untuk urusan signal di Maratua cuma Telkomsel yang bisa. Lainnya... Ga ada harapan.

Agenda perjalanan kami di Maratua menginap 3 malam 4 hari. Kegiatannya antara lain:

Day 1: Free time. Karena tiba di Maratua udah sore jadi acaranya bebas. Mau berenang, foto-foto, duduk santai sembari menikmati sunset, anything. Gue sendiri setelah istirahat kurang lebih 45 menit langsung ganti baju pantai, foto, main air lalu berenang di dekat dermaga :)

Day 2: pergi ke Pulau Sangalaki ke tempat penangkaran penyu, foto-foto, dan kemudian snorkeling. Di sini kami dipertemukan oleh penyu besarrrr yang lucu dan kooperatif untuk diajak pose! Setelah itu ke Pulau Gusung, pulau kosong yang sepanjang mata memandang cuma ada pasir putih, laut biru dan langit biru. SUMPAH INDAH BANGETTTTTT :)

Day 3: pergi ke Danau Kakaban untuk snorkeling melihat Ubur ubur. Karena kendala cuaca yang sempat hujan di pagi hari, ada satu tempat yang kami skip, yaitu Nabucco Resort. Digantikan dengan mampir ke semacam danau dadakan yang ada di sekitar Kakaban. Danau dadakan yang dikelilingi tebing atol atau karang ini kereeeeeeeen bangeet. Mirip adegan di film The Beach :)

Day 4: adalah hari yang paling menyedihkan. Karena liburan berakhir dan waktunya kami pulang menuju Jakarta.  :(

Maratua Paradise dan sekitarnya adalah sebagian kecil dari surga dunia. Gimana gak dibilang surga... Wong pemandangannya super duper indah. Gue dan Andri sejak itu bertekad, mau menjadikan pantai di Indonesia Timur jadi salah satu tujuan di agenda liburan kami :)



PS : sebagian foto fotonya boleh dilihat di sini : https://www.facebook.com/isty.kurniasari/media_set?set=a.10151574713773051.1073741829.558318050&type=3





Pulau Maratua menjelang pendaratan









Sekitar dermaga



















A true beauty of Maratua Island















Lovely friend of mine, Ida.






Beautiful sunset at Maratua Island












Ready to explore the beauty of Kakaban Island 












Cloudy morning. Santai dulu setelah sarapan sambil menunggu matahari muncul





















Sayang sunsetnya kurang lama. Tapi ini juga udah indah..





Sangalaki Island 







Gusung Island







Gusung Island


















10.6.13

Welcome, 30!



Sebagian temen temen yang pernah ngikutin blog gue beberapa tahun lalu mungkin inget gue pernah menjalani program kehamilan.
Tapi mungkin sebagian lagi, ada yang belum tau. 

Gue menikah 5 November 2006. 
Setahun menikah belum kunjung hamil. Atas inisiatif sendiri akhirnya gue menemui dokter. 
Hasil diagnosanya, diantaranya, gue mengalami kelainan di alat reproduksi yaitu Endometriosis.

Endometriosis adalah kondisi di mana ditemukan bercak-bercak jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim. Bercak ini awalnya terlihat seperti kelainan kecil di sekitar pembuluh darah dengan lesi berwarna merah jernih. Pada perkembangan lebih lanjut, semua lesi sedikit demi sedikit mulai berdarah, terutama saat menstruasi. Dalam upaya tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri, luka-luka ini memagari diri dan terlihat seperti bekas luka mesiu. Lama kelamaan luka-luka ini sembuh dengan meninggalkan parut yang dalam. Namun selama proses ini, Endometriosis mengganggu fungsi reproduksi dan menyebabkan INFERTILITAS (kemandulan).

Apa gejalanya? Kram hebat di perut bagian bawah dan nyeri luar biasa juga terasa di panggul kiri sampai ke betis. Jangankan berjalan.. Dari posisi duduk atau tidur itu gue butuh beberapa saat sampai akhirnya bisa bangun. Persis manula -__-*
Setiap bulan selama 2 hari gue harus menderita karena nyeri hebat tersebut.

Berkat rekomendasi seorang teman gue akhirnya menemui Prof. Ichramsjah Abdulrahman di RSIA Budi Jaya dan menjalani rangkaian pengobatan untuk menanggulangi si Endomentriosis.
Mulai dari operasi pengangkatan kistanya, terapi hormon, stimulasi telur, HSG (pemeriksaan untuk mengetahui jika ada sumbatan di jalan rahim) sampai Inseminasi (pembuahan buatan di mana sperma disuntikkan langsung ke dalam vagina).


Namun hasilnya.. Alhamdulillah masih nihil :)



Hampir 3 tahun lamanya, secara intens, gue menjalani program kehamilan.
Sampai suatu hari akhirnya gue mulai jenuh. 
Jenuh ke dokter. Jenuh minum vitamin. 
Jenuh disuntik panggulnya (terapi hormon) karena efek tiap abis disuntik panggul gue rasanya puegggel minta ampun. 
Jenuh di USG. Jenuh ngitung masa subur. 
Jenuh karena tiap mau bercinta rasanya kayak punya kewajiban sehingga bercintanya gak enjoy. Jenuh berharap harap cemas di pagi hari waktu mau tes urine.
Jenuh beli testpack. 
Pokoknya.. JE-E-JE.. EN-U-NU....HA!.. JE-NUH.


Gue sampaikan perasaan gue ke suami dan dokter gue. 
Gue memutuskan ingin 'istirahat' sementara dari semua program. 
Suami dan dokter setuju dan mendukung keputusan gue.
"Take your time, Isty. Stay strong. Stay happy. Lepasin semuanya. Siapa tau setelah ini justru hamil.Good luck!" Pesan si Prof.


Hari hari gue berjalan normal.
Ngantor, bergaul, ngantor, bergaul. 
Sesekali gue dan suami pergi liburan. Keluar kota, luar negeri, yang belum cuma keluar planet. 
Sempat disibukkan dengan renovasi rumah yang sampai mengharuskan gue dan suami ngungsi ke rumah mertua selama hampir setahun. 
Lalu kemudian ada kejadian menyedihkan. 
Bokap gue terkena stroke 2 hari menjelang lebaran dan 2 hari setelah lebaran gue harus kehilangan Bokap gue untuk selamanya. 
Sedih luar biasa. Gue belum ngasih cucu buat almarhum :((

Awal tahun 2011 gue memutuskan untuk resign dari pekerjaan. 
Salah satu yang menjadi alasannya, ya, karena gue ingin fokus sama kesehatan.
Sayang memang. 7,5 taun gue kerja di kantor itu.. 
Udah serba nyaman. 

Sebetulnya selama masa rehat dari program, secara fisik gue merasa baik-baik aja.
Siklus mens juga teratur. Gak pernah lagi merasakan nyeri seperti yang gue ceritain di atas.
Sayang, kondisi tersebut gak berlangsung lama. 
Gue kembali merasakan keanehan di sekitar perut bagian bawah. 
Padahal waktu itu gue lagi gak mens. 
Tapi ada rasa nyeri nyeri kecil yang lama kelamaan bikin gue gak nyaman. 
Sakit sih enggak. Tapi ganggu!

Awalnya gue cuek. Mungkin cuma kecapekan. 
Tapi firasat gue mengatakan, kayaknya ini gejala Endometriosis. 
Lama lama gue gemes dan penasaran. 
Akhirnya gue memberanikan diri lagi untuk periksa ke dokter. 

Melalui banyak referensi gue menemu dokter yang mudah dijangkau dulu. 
Bukan ke dokter yang biasa menangani masalah gue. 

FYI, dr. Okky ini ganteng deh. Semangat bener gue ketemu dia.
Rasanya gimanaaaa gitu diperiksa sama Obgyn ganteng :)))))

Pasien gatel..

Lanjut ah.


"............................" Si dokter nampak nyureng.
"Wah, mbak, endometriosisnya besar sekali"
"Berapa besar, dok?"
"Sebentar... Wow, 7cm lho ini! Cukup besar!"
"Harus segera dioperasi kalau mau cepat hamil"


Pusing lagi aja. Gue harus operasi untuk yang kedua kalinya. Kemudian mikir........



Gak terasa udah 6 bulan gue jadi pengangguran. Mulai mati gaya. 
Gue ingin beraktivitas lagi. 
Gue rembukan sama suami. Suami setuju. 
Boleh kerja asal pilih kantor yang dekat dengan rumah.
Rejeki berpihak pada gue. 
Gak lama setelah gue rembukan sama suami, Priesta, teman lama gue BBM nanya kabar.
Priesta itu temen gue di kantor lama. Sekarang dia kerja di telco industry.
Gue lalu di interview 1x dan 2 minggu kemudian gue langsung di terima.
Gue ambil kerjaan ini karena pertimbangan jarak dari rumah ke kantornya deket.
Sekarang udah mau 2 tahun gue kerja di kantor ini.

Nah.. perihal diterima bekerja kembali ini lah yang bikin gue mangkir dari perintah dr. Okky untuk operasi.
Setelah operasi gue gak diperbolehkan beraktivitas minimal 3 minggu.
Tapi kan, gak mungkin, karena sekarang gue karyawan baru.
Resikonya gue semakin didera penderitaan datang bulan.
Semakin kemari, semakin parah rasanya.

Akhirnya gue kembali menemui dokter. Dr. Ahmad Mediana SpOG, adalah dokter yang pernah menangani gue selain Prof Ichram.
Syukurnya, dr. Ahmad masih kenal gue. 
Malah dia kira gue udah punya 2 anak.. Saking lamanya absen dari program :))

Satu kali hadir gue cuma konsultasi mengulang riwayat perjalanan program terdahulu. 
Lalu USG transvaginal, tapi hasilnya belum maksimal. 
Gue diminta datang lagi di hari ketiga menstruasi.
Bulan berikutnya, mens hari ketiga gue kembali.
USG transvaginal.
Sambil terus bertanya seputar gejala yang sering gue rasain, dr. Ahmad meriksa lewat USG.. agak lebih lama dari biasanya...

USG selesai.

Dr. Ahmad kembali ke mejanya dan bersiap menjabarkan hasil diagnosanya.

Sambil nyiapin secarik kertas dan pulpen, dr. Ahmad tanya umur gue.

"Umur berapa sekarang Isty?"

"Juni nanti, 30 dok"

"Hmm.. Masih cukup muda kok.."

Dr. Ahmad mulai menjelaskan diagnosa sambil ngasih ilustrasi gambar supaya gue ngerti.
Itu yang gue suka dari dokter ini. Dokter yang enak diajak ngomong.
Kalau konsultasi lebih kayak ngobrol. Sabar. Telaten. 
Dan caranya menjelaskan hasil diagnosa itu mudah dimengerti.

Hasil diagnosanya, Endometriosis gue masih "bersarang" di luar rahim. 
Tapi ukurannya berkurang dari yang dulu 7cm, sekarang cuma 3cm.
Aman? Tentu belum.
Selain itu ada juga kista yang posisinya berada di dekat Endometriosis.. Besarnya berapa, gue lupa.
Lalu yang menegangkan...

Ada temuan baru.

Sebelum dr. Ahmad melanjutkan penjelasannya, dia minta supaya gue untuk rileks.
"Kita bahas dan sikapi masalah ini secara positif ya, Isty. Sabar.. dan selalu berbesar hati. Semua pasti ada jalan keluarnya". Kata si dokter.

Gue cukup santai. Begitu juga dengan suami.

Dinding rahim gue mengalami penebalan (Adenomyosis). Penebalannya kurang wajar.
Umumnya, wanita yang sedang menstruasi mengalami penebalan dinding rahim. 
Tapi tebalnya gak lebih dari 2mm. Begitu seinget gue.
Tapi yang gue alami, penebalan di dinding rahim gue tebalnya mencapai 4mm.
Kelainan itulah yang menyebabkan gue menderita setiap bulannya.
Dan selama gue masih menstruasi, gue akan selalu menderita.
Karena kelainannya memang bereaksi di saat kita mengalami menstruasi.


Lalu dr. Ahmad mulai menjelaskan ke tahap penanganan Adenomyosis.

Ada 2 cara agar bisa terbebas dari penderitaan Adenomyosis.

1. Pemberian obat obatan (gue lupa istilah obatnya) tapi efek dari pemberian obat obatan tersebut akan mengakibatkan suatu keadaan seperti menopause dan penghentian fungsi indung telur secara lengkap sehingga gue berhenti menstruasi. Terapi hormon progesteron dan pil KB gak terlalu  efektif, karena khasiatnya bersifat sementara.

2. Pembedahan.
Adenomyosis bukan sebangsa tumor. Kalau tumor bisa diangkat tanpa mengganggu jaringan lain. Sebaliknya, Adenomysis bukan suatu tumor dengan batas yang jelas, tetapi lebih ke arah pembengkakan lokal dari dinding rahim. Jadi sangat tidak mungkin untuk mengangkat jaringan yang terkena adenomyosis tanpa mengangkat jaringan otot rahim. 
Maka dari itu harus dilakukan HISTEREKTOMI atau OPERASI PENGANGKATAN RAHIM. Dan meskipun hanya sebagian rahim yang diangkat tetapi dengan begitu gue TETAP gak bisa hamil.


Gue, suami dan dr. Ahmad kemudian terdiam.




"Gue terancam gak bisa hamil..."



Ooh, begini rasanya disamber petir di tengah hari bolong, tanpa angin, tanpa hujan..




...............................................................





Setelah semua penjelasan gue dapet dan gue ngerti, gue pamit.


Dr. Ahmad menutup kalimatnya "Saya ini cuma dokter, cuma manusia biasa, ada yang lebih hebat dari saya, yaitu Allah SWT. Semua kita kembalikan sama Allah. Dia bisa merubah segalanya, Isty. Kita usahakan terus. Jangan berenti di sini. Isty sabar, stay happy, stay healthy. Penting Isty untuk happy dan healthy. Supaya bisa terus optimis. Saya bantu sampai selesai kok".


Alhamdulillah. Gue punya dokter yang sabar, bijaksana dan baik hati. Gue melangkah keluar ruangan praktek dengan gontai.


Suami menyelesaikan administrasi ke kasir. Sementara gue pamit ke toilet.

Pecah tangis gue di dalem toilet.
Tapi ga bisa lama lama. Malu dong banyak orang. :)
Selesai dari toilet gue dan suami masuk ke mobil bergegas pulang.
Susah payah gue nahan diri untuk gak nangis.
Akhirnya... baru 500m dari klinik gue nangis lagi. 
Suami pun ternyata gak bisa lagi tahan untuk gak nangis. 
Sambil memeluk gue, Andri menyemangati gue dengan kalimat kalimat positif.
Meskipun hati ini sakit nerima kenyataan tapi gue sadar gue harus kuat.


6,5 tahun (Nov 2013 nanti genap 7 tahun) menikah dan kami belum pernah dihampiri masalah yang berat dalam berhubungan sampai akhirnya kami harus nerima kenyataan ini. 

Maka inilah kenyataan terberat untuk kami.
Semula gue pikir gue sehat. 
Gue ga ngerokok. Ga ngedrugs. Ga minum. Pasti gue subur.
Tapi ternyata hidup selalu gak selalu menyenangkan isinya. 
Harapan dan kenyataan punggung punggungan. 
Kayak orang musuan ye :p
Tapi gue yakin, sangat yakin, banyak hikmah yang bisa diambil.
Mungkin, dengan menerima pelajaran ini, Tuhan ingin kami menjadi pasangan yang lebih matang secara moril dan spirituil. Gimanapun keadaannya, segenting apapun situasinya, pasti selalu ada sesuatu yang bisa disyukuri. Gue kalau lagi susah selalu usahakan untuk lebih membuka mata ke keadaan sekitar. Dan  benar. Ternyata di luar sana masih banyak orang yang masalahnya jauh lebih berat dari apa yang gue alami.
Dari situ gue merasa utuh lagi sebagai manusia.
Dan dari situ gue stop bersedih.
Kalau gue sedih terus, kapan gue usaha untuk hamilnya?
Hehehe..

1 Juni kemarin gue genap berusia 30.


Edan juga ya ini ujiannya  :)))


Duh, maaf ya pemirsa, postingannya sedikit drama kali ini.

Terima kasih udah membacanya. 
Mudah mudahan ada manfaat yang bisa diambil dari cerita gue.




24.2.13

SANG DEWA CINTA


Sejak kedengeran isunya kalau Ari Lasso bakal menggelar konser tunggal, gue langsung ngebatin..

"GUE KUDU NONTON!"

Ari Lasso, siapa yang ga kenal dia. Mantan vokalis DEWA 19 lalu sekarang solo.

Dan siapa pula yang gak ngefans DEWA 19 pada jamannya.

Memang, era DEWA 19 masih berjaya gue masih kecil. SD kayaknya.

Kedua abang gue lah yang mengenalkan gue kepada band lehendaris ini.

Lucu dulu itu.. gue kalau denger musik harus seizin mereka.

Kalau mereka bilang bandnya katro, gue gak boleh dengerin. Hehehe. Asik ye? :p

Nah, DEWA 19 adalah salah satu band yang mereka gemari.

Gue masih inget banget, Ade, abang gue nomer 2, pernah bilang "Si Dhani pasti jadi orang besar".

Bener aja.. Ahmad Dhani jadi orang besar. Besar kepala.

Hahahaha!

Balik lagi dulu ke Ari Lasso.

Waktu Ari Lasso keluar (keluar atau didepak Dhani, ya?) dari DEWA 19, semua penggemarnya kecewa dan sedih.

Menurut gue juga nyawa DEWA 19 itu ada di Ari Lasso.

Sejak itu kekaguman gue terhadap DEWA 19 pelan pelan berkurang.

Koleksi terakhir yang gue punya dari DEWA formasi baru di album Bintang Lima.

Meski agak agak aneh nerima Once Mekel jadi vokalis DEWA.

Biasa, susah move on gue mah. *EAAAK* *DIYE CURHAT COLONGAN*

Semula kita kira Ari Lasso pasti meredup karirnya.

Ternyata justru dia berhasil jadi solois keren.

Lagu lagunya ga ada yang ga enak di denger.

Taun ini akhirnya dia menggelar konser tunggal dan gue nonton.

Gue antusias sekali. Ditambah lagi menurut promo Ari Lasso bakal kolaborasi reunian bareng DEWA 19!

Jam 5 sore gue udah ada di FX Senayan untuk janjian ketemu si Himawan temen gue.

Harus agak awal karena gue harus nuker tiket di venue. Ngerinya antri.

Ternyata enggak.

Selesai ambil tiket gue dan Himawan balik ke FX untuk ngisi perut.

Masi lama juga mainnya. Jam 20.00

Menjelang jam 20.00 gue dan Himawan udah stand by di venue.

Agak sepi penontonnya.

Kelas tribun penuh nyaris rata.

VIP dan Gold banyak yang kosong.

Festival pun agak lengang.

Hmmm..

Pesimis bakal seru apa enggak ya ini konser.. pikir gue.

Gue dan Himawan duduk di tribun. Supaya bisa menikmati pertunjukannya nyaman.

Awas ye yang komentar soal umur. Gue masi kuat kok untuk berdiri di festival.

Tapi kali ini Ari Lasso diiringi Magenta Orchestra.

Bakal lebih sedap kalau dinikmatinya duduk menurut gue.*IYEDAH, SERAH LO DAH STY* *ORANG TUA SIH BIASANYA DENIAL MULU MEMANG*

Magenta Orchestra pimpinan Andy Rianto selalu keren mengaransemen lagu.

Magenta Orchestra juga lah faktor yang bikin gue sangat ngebet dateng ke konsernya Ari Lasso.

1 jam pertama Ari Lasso bawain lagu lagu dari album pertama, kedua, ketiga, sampai yang terbaru.

Diantara penampilannya ada kolaborasi.

BCL muncul bawain dua lagu. Karena Aku T'lah Denganmu (aslinya duet sama Ariel Tatum, entah siapa itu) dan Aku dan Dirimu.

Duet kedua muncul Melly Goeslaw dengan kostumnya yang selalu total itu, bawain lagu JIKA.

Manis sekali aransemennya.

Teh Melly cuma bawain satu lagu. Buset.. Udah mah ribet kostumnya.. Bawain cuma satu lagu.

Hahahahaha!

Duet ketiga ada Titi DJ yang muncul di bait kedua lagu Perbedaan.

Indaaaaahhhhh banget! Aransemen musiknya tentu aja. Kalau lagunya sendiri sih ga ada indah indahnya. Bikin galau iye.

Ada lagu kedua dari mba Titi. Berhubung mereka pernah bawain lagu yang sama dengan aransemen yang beda, malam ini mereka bawain dengan aransmen yang lebih beda.

Yak betul. Lagunya Tak 'Kan Ada Cinta Yang Lain.

Sempet ada insiden kecil. Mba Titi hampir aja terjerembab sewaktu dia pindah posisi muter badan dan kakinya nyenggol speaker di samping grand pianonya mas Andy Rianto.

Cakepnya, mba Titi dengan sigapnya pegangan bagian atas piano dan tetap nyanyi seakan ga terjadi apa apa. Prok prok prok.

Ari Lasso kembali nyanyi sendiri.

Gue ga hapalin urutannya nih. Gapapa ya. *IYA STY, LANJOOOT*

By the way, jarang jarang gue nonton konser penyanyinya bodor.

Mas Ari beberapa kali ngebodor di panggung sewaktu berinteraksi sama penonton.

Dengan aksen jawirnya yang masih kentel banget, gue berasa lagi di kampung suami gue dah, Surabaya.

Hahahaha!

Tiba giliran Ari bawain lagu Misteri Illahi. Di akhir lagu mas Andi Rianto ngambil nada lagi kemudian muncul dua sosok kecil dari belakang panggung..

Kedua anaknya Mas Ari muncul bawain setengah bait lagu Misteri Illahi lagi.

Dan ternyata ini bagian dari kejutan, di luar skenario anaknya muncul untuk kasih papanya kejutan.

Mas Ari bilang "Moment yang bisa buat saya nangis adalah waktu ibu saya meninggal dan, ya, sekarang ini.." Gak lama mas Ari nyeka matanya dengan lengan :))

Awww.. what a sweet scene!

Momen yang ditunggu tunggu akhirnya muncul juga.

Mas Ari kasih clue. "Sebentar lagi kita kembali ke era 1997!"

Penonton heboh. Terlebih lagi, gueeeeee.

Set panggung ditambah.

Ahmad Dhani muncul di balik keyboardnya mainin intro lagu Cinta 'Kan Membawamu Kembali versi asli DEWA 19!

WUAAAAAAAAH!

Energi penonton semakin naik. Anak lama reuniteeeeeeed, everyooooooone! LOL!

Ga pake lama lama basa basinya, intro kedua dimainkan.. ELANG!

GUE HISTERIS LAAAAAAGI DAH!

Kayak lagi ada di konser DEWA 19 era 90an ituh.

RESTOE BOEMI, CUKUP SITI NURBAYA, SATU HATI (KITA SEMESTINYA), AKU DI SINI UNTUKMU, sepanjang lagu lagu ini penonton termasuk gue, nyanyi berdiri!

Gue sempet menyayangkan.. kenapa gak sekalian DEWA 19 bawa formasi awalnya. Sekalian reuni dan pasti bakal lebih seru.

Kemana Erwin? Wong Aksan? Wawan?

Setelah ngobrol ngobrol sama penonton mas Ari say thank you ke Yuke dan additional drum player.

Loh... Kok...



Ternyata kemudia dipanggilah ERWIN dan WAWAN!

HOREEEE! Nyaris komplit!

Tiba waktunya lagu KANGEN.

Ya bener bener melepas kekangenan kita di era DEWA 19 berjaya beneeeeur.

Sayang setelah itu usai.

KENTANG! Terlalu singkat sekali reuniannya. Tapi tetep luar biasa penampilannya. Meskipun ada kesan, ini sih menurut gue ya, Dhani tetep dengan gayanya yang arogan itu dengan sedikit candaan yang agak agak dalem.

Contoh, sewaktu Dhani bilang terima kasih kepada pihak management yang menaungi Ari Lasso karena bisa tampil di konser ini, tapi lalu kemudian Dhani bilang, bahwa pihak management juga harus berterima kasih kepadanya (Dhani himself) karena sudah menemukan Ari Lasso.

Duh elah.. Masbro.. Turunin dikit sengaknya ngaaaapa.

DEWA 19 berlalu, Ari Lasso melanjutkan pertunjukannya membawakan single single TER-hits-nya, sampai akhirnya konser selesai ditutup dengan lagu Kamulah Satu Satunya.

Lagu kesayangan gue gak dibawain. Gapapa deh. Ini pun sudah terpuaskan bisa liat dia bawain karya karyanya dengan aransemen megah!

Malam minggu gue dengan Sang Dewa Cinta berlangsung menyenangkan dan mengesankan.

Saking berkesannya, gue sampe bela belain langsung posting. LOL!

Fotonya belum ada, nanti gue susul.

Sekarang udah pagi. Gue harus tidur. Jam 8 gue harus belajar nyetir.

Udah tua baru belajar nyetir sekarang.. -__-




*PENUTUP POSTING YANG ANEH*























































18.1.13

Bukan sekedar eksis

17 Januari 2013.

Jakarta (dan BSD) tertutup mendung pekat.

Pagi pagi menjelang berangkat ke kantor, adik gue Lia BBM.. "Rumah Priok udah masuk air. Monitor nyokap ya".

Duh.. Mulai parah ya hujannya...

Setelah terima BBM dari Lia gue segrea telefon nyokap.

Gue : Samlekoom, mam, gimana rumah??

Nyokap: Wuaaah, air udah masuk kamar nih neng. Jalan depan rumah udah se-betis. Mama lagi ngangkatin barang barang sama Sarkani (om gue). Ujan dari semalem ga berenti berenti neeeeng.

Gue: *dalem hati: Labuset.. dia heboh. Hahaha!* Astagaaa.. Ya udah mama ati ati yaa. Jangan lupa sarapan, kabar kabarin sty lagi nanti.

Nyokap: Iya neeeng, udah yaa, mau lanjutin bebenah dan pasang jangkar nih!

Hahahahaha!

Pasang jangkar itu maksudnya supaya rumah ga hanyut. Saking seringnya rumah kami kebanjiran tuh. :D

Sepanjang jalan ke kantor gue denger di radio dan baca status orang orang, Jakarta mulai dilanda banjir.

Jantung Kota Jakarta malah udah dinyatakan lumpuh.

Macet di banyak rute. Akses banyak terputus. Kantor banyak yang diliburkan.

Gue sendiri ga terima informasi kalau kantor diliburkan.

Kantor gue di Pondok Indah, rumah di BSD, keduanya adalah daerah yang jauh dari banjir dan macet.

Satu sisi gue bersyukur, gak kena musibah. Sisi lain gue bete, kantor ga ikut diliburin.

Wkwkwkwkw.

Makin siang makin parah kabar soal banjirnya. Rumah nyokap juga makin tinggi airnya.

Gue mulai kuatir...

Pasalnya, nyokap gue sekarang cuma tinggal berdua Om gue. Ga ada pembantu.

Kebayang sama gue gimana ribetnya nyokap ngadepin banjir.

Capeknya nyokap beberes barang biar gak kena air.

Oiya, kebetulan keluarga gue udah sering kali kebanjiran.. Priok gitu, loh :D

Udah agak terbiasa ngadepin keadaannya.

Tapi kalau dulu masih ada abang abang dan bokap gue.

Rame rame kita ngamanin perabot rumah dan benda benda berharga dari air.

Walaupun di tengah suasana gak mengenakan, yang penting keluarga saling berdampingan dan saling bantu.

Sekarang keadaannya beda. Nyokap seorang diri. Untung ada Om gue tinggal di rumah.

Sampai kantor gue telefon nyokap lagi untuk tanya kabar.

Nyokap bilang di rumah lagi kedatangan keluarga Pak Awal.

Mereka adalah tetangga rumah kami yang hubungannya memang sudah sangat dekat.

Sudah seperti saudara sendiri.

Jalanan di depan rumah mereka agak tinggi. Jadi mereka aman dari banjir.

Karena tau nyokap gue pasti sendiri, mereka sekeluarga dateng berbondong bondong ke rumah nyokap gue.

Kata nyokap, mereka bantuin ngangkatin barang barang ke tempat yang aman dan nyokap juga dibawain makanan.

Setiap satu jam sekali gue telefon nyokap.

Dia bilang banyak tetangga (yang gak kebanjiran) nelefon dan menyuruh nyokap untuk ngungsi ke rumah mereka.

Ya Allah...

Sedih gue :(

Di saat orang tua satu satunya lagi kesulitan begini gue ga ada di sampingnya... :(

Tapi disaat bersamaan gue juga bahagia.

Bahagia karena tau nyokap dikelilingi oleh orang orang yang baik terhadap dia.

Tetangga tetangga di rumah Priok peduli banget sama nyokap gue.

Padahal mereka bukan saudara.

Bener kata orang "Tetangga terdekat kita adalah saudara kita".

Sejak kepergian Bokap 2 tahun lalu, dan ditinggal Lia karena diboyong suami, otomatis nyokap tinggal sebatang kara.

Tapi kemudian ada Om gue yang bersedia tinggal untuk menemani nyokap.

Kebetulan tempat kerjanya Om gue gak jauh dari rumah Priok.

Nyokap gue itu orangnya supel minta ampun.

Gue sering dibuat takjub kalau jalan sama dia.

Ke pasar contohnya.

Mulai dari lorong depan sampai ke belakang dia teguriiiiiiiin semua yang punya toko.

Empunya toko panci sampe ke tukang cabe. Semua ditegur!

Ada lagi, tukang becak di ujung jalan rumah. Tukang sayur. Tukang roti. Tukan sol sepatu.

Itu tuh, tegurannya macam temen yang udah lama kenal! :D

Pernah lagi gue keheranan.

Siang siang gue ada di rumah nyokap, ada seorang laki laki paruh baya masuk lewat pintu samping rumah nyokap.

Gue heran, mau ngapain ini orang. Sambil senyum ke arah gue dia ambil itu galon aqua lalu dibawa keluar.

Gue samperin nyokap ke kamar.

Gue: Mam, itu siape, mas mas, kumisan, ngambil galon aqua? 

Nyokap: Ooooh, itu si Yadi.

Gue: Yadi itu siapeeee? 

Nyokap: Itu, kang ojeg di jembatan. Biasa mama suruh suruh. Gapapa.


Labuset... Enteng amat emak gue ngasi orang masuk sembarangan.. Pikir gue.

Tapi lalu nyokap cerita dan meyakinkan gue kalau gue gak perlu kuatir.

Nyokap cukup kenal. Menurutnya Yadi bisa dipercaya dan udah banyak bantu nyokap.

Sudahlah. Kalau gue debat, gue bakal ngerasa ga enak.

Si Yadi lebih berjasa bantu nyokap gue sehari hari.

Sedangkan gue?




Kadangpun, nyokap suka bagi bagi makanan yang dimasaknya ke tetangga.

Cuma untuk sekedar diicip.

Semua kegiatan RT / RW nyokap selalu ikutin.

Pengajian. Arisan RT. Syukuran ina, syukuran inu. Se - mu - a!

Ngomong ngomong pengajian. Gue inget waktu si Lia mau nikah.

Waktu itu diadakan pengajian untuk syukuran dalam rangka Lia menikah.

Sebelumnya nyokap cuma kasih tau gue kalau mau ngadain pengajian.

Dan pastinya, ya, ngasih tau soal biaya.. Hahahahaha!

Selebihnya gue gak ada andil apa apa lagi. Begitu gue dateng di hari H, gue keder.

Semuanya, baik perintilan maupun tenaga manusianya yang dibutuhin pas acara, sudah siap semua.

Gue dan Lia suka mikir.. Padahal kami anaknya, kenapa kami malah lebih santai ya..

Kok orang lain yang notabene hanya tetangga justru lebih loyal.

Dan memang selalu begitu di acara acara yang pernah nyokap adain.

Nyokap gue punya EO! Hahahahaha! Ya Allah, Alhamdulillah amaaaaaat.


Satu lagi nih. Nyokap gue itu rajin pergi menghadiri undangan.

Kalau undangan yang gak mengharuskan ngasi angpaw sih, enak ya.

Lha ini, kadang lagi gak punya duit, dia masih aja bela belain dateng.

Jujur, kadang gue suka kesel.

Masalahnya gue juga lagi ga punya duit untuk ngepelin dia angpaw yeakaaaaan.

Kok ya maksain amat pergi kondangan.. -__-*

Tapi nyokap selalu ngeluarin ucapan mautnya yang bikin gue luluh dan selalu ngusahain untuk bantu dia.

Yaitu.. "Mama harus hadir. Demi silaturahmi, Isty!"





Sekarang baru gue mengerti..

Nyokap bersikap supel dan selalu menjalin silaturahmi kepada tetangga tetangga.

Nyokap selalu tulus berbagi sama temen temennya.

Akhirnya mereka semua berbalik baik terhadap nyokap.

Nyokap gue walaupun tinggal sendiri tapi gak pernah kesepian.

Selalu ada yang bantu dia. Selalu ada yang perhatikan dia. Selalu ada yang doakan dia.

Gue di BSD, belum pernah berinteraksi sedekat itu sama tetangga.

Padahal gue udah 5 tahun tinggal di sini.



Malam ini gue dan Andri ke rumah priok untuk nengokin nyokap.

Gue bawakan stok makanan yang gampang diolah untuk 3 hari ke depan.

Rumah nyokap masih kebanjiran.

Siang hari banjirnya mencapai  30an. Malam tadi gue liat udah surut sekitar 10-15cm.

Berantakan, dingin, ribet.

Gue ajak nyokap untuk bermalam di rumah BSD.

Tapi nyokap menolak. Alasannya, kuatir hujan turun lagi dan barang barang makin terendam.

Gue maksa. Gue sempet bilang "Jangan bikin Isty dan Lia stress dan ga bisa tidur karena mikirin Mama di rumah. Belum lagi nanti apa kata orang, anaknya enak enakan di rumah, emaknya dibiarin kebanjiran".

Si Lia yang sedari tadi BBMan sama gue juga minta gue untuk bujuk nyokap supaya mau ikut ke BSD.

Dia lagi hamil muda. Jadi mudah stress. Nangis mulu inget nyokap yang kebanjiran di rumah.

Nyokap tetep ga mau. Malah minta gue cepet pulang sebelum hujan deras dan mobil kejebak banjir.

Dia coba meyakinkan gue bahwa dia akan baik baik aja.

Nyokap cuma titip dokumen berharga untuk dibawa ke BSD biar aman.

Kalau ngeliat semua kebiasaan nyokap sih, gue yakin nyokap gue kuat.

Dia santai. Dia ngerasa sekali kalau banyak yang perhatiin dia.

Dia lebih nyaman ada di rumah Priok walaupun keadaannya lagi runyam karena banjir.

Tinggal gue yang sedih.

Ironis. Tapi ya begitulah yang terjadi.

Akhirnya gue dan Andri pulang. Waktu mau pulang hujan deras.

Makin sedih gue...



Gue belajar banyak dari nyokap nih.

Bersikaplah baik dan tulus serta selalu jalin tali silaturahmi dengan teman teman, tetangga, kerabat.

Bukan gak mungkin kalau suatu hari nanti kita dihadapkan dengan keadaan di mana kita jauh dari keluarga, merekalah yang pasti lebih dulu membantu kita.

Ya Allah, hamba titip Mama hamba, ya.. :)

Semoga pula bencana banjir ini cepat berlalu dan kita semua dalam keadaan aman. Aamiin!