21.6.10

It's getting there!

Senangnyaaaa sebentar lagi Rumah BSD selesai di renovasi! :)

Perlistrikan udah beres. Lantai beres. Kusen sih beberapa ada yang belum. Cat rumah walaupun belum di poles tapi kami udah menyediakan stoknya. Selebihnya sisa printilan2 aja. Hmm.. printilan tapi kalau dikumpulin sih jadinya besar juga.. hahahaha!

Kami bakal pindah sebelum rumah itu rapi. Gakpapa, itung-itung supaya bisa mengawasi tukang juga. Siapa tau dengan adanya kami disana mereka jadi bisa selesai lebih cepat. Hehehe.

Ngomong-ngomong soal cet rumah (ga tau kenapa lebih suka nyebut cet), selaluu aja berujung ribut kalau udah bahas soal nuansa ruangan yang mau di cet. Sama siapa lagi kalau bukan sama suami. *ya masak sama tukang hehehe*
2 orang dengan 2 selera masing2. Berhubung suami jauh lebih tua, gue berusaha nurutin dia. Gue yakin, selera dia juga gak akan mengecewakan.

Setelah gue pikir2.. gak masalah sama pilihan warna untuk nuansa rumah yang dipilih suami. Dengan warna2 minimalis pilihan dia-yang kebanyakan didominasi putih dan abu2 muda-gue malah bisa bermain warna di perabotan nantinya.

Kebetulan juga gue type orang yang kurang kreatif dan cenderung klasik. Sejauh nuansa itu gak terkesan norak, oke2 sajalah. Begitu suami keukeuh sama pilihannya, ya udah deh.. jadi gue gak perlu lagi ribet2. Hehehehe. *istri gak mo repot*

Sekedar info, gue dan suami pakai jasa tukang dengan sistem harian. Alasannya sama, kami berdua pernah punya pengalaman menggunakan jasa tukang dgn sisterm borongan. Memang pekerjaannya cepat selesai TAPI agak berantakan.

Contoh: cipratan cet di lantai atau pinggiran kusen gak dibersihin, gue pernah bela2in ngepel dan ngerokin cipratan cet itu seharian. Lalu biasanya semen putih di ubin juga biasanya gak sampai rapi dikerik. Jadi di ubin msh banyak goretan2 semen putih. Kan gak enak diliat. Dan juga, bikin kita repoooot.

Kalau harian, memang kayaknya perkerjaan jadi agak lama. Tapi hasilnya detil dan rapi. Alhamduillah memuaskan kami. Insya Allah sih setelah rampung 100% mudah2an gak ada yang mengecewakan.

Gue penasaran sekali gimana tampilan rumah gue nantinya. Kami renovasi rumah itu gak pakai jasa kontraktor, desainer, arsitek, apapun itu. Murni hasil karangan kita berdua (euh, lebih banyak sih suami, hehehe) berdasarkan referensi yang didapet dari majalah / tabloid / buku2 tentang desain rumah.

Selain karena masalah biaya yang terbatas. Semua demi kepuasan sendiri nantinya. Pusing memang, tapi pusing itu akan berbuah kepuasan karena kita bisa liat visualisasi rumah yang udah kita rancang sesuai dgn selera kita :)

Diakui juga kok sama teman yang sedang renovasi rumah dibantu jasa kontraktor. Sebetulnya diapun gak mau, kalau gak karena sibuk dan gak ada waktu sih, lebih baik mengurus dan mengawasi semua jalannya renovasi rumah sendiri aja. Biar lebih puas.

Rencana kami di akhir bulan Juli kami kembali menempati rumah itu secara bertahap. Bertahap? Iya.

Karena kami bakal menempati rumah itu disaat rumah belum 100% rapi. Tapi paling enggak ada ruangan yang udah bisa kami tempati dgn layak. Rasanya sih bagian kamar utama kami lengkap dgn kamar mandinya udah siap ditempati.

KANGEN! Kangen dengan segala kerepotannya mengurus rumah deh. Rumah kami sendiri tentunya :)

15.6.10

Twitter is over capacity..

Waktu ngetik ini, dikantor, gak ada kerjaan. Segala keperluan yang mau gue ajukan ke bagian keuangan juga masih mentah. Nganggur lah gue..
Seperti biasa.. mau nge-tweet, tapi sejak kurang lebih 1 jam yang lalu laporan di layar Blackberry gue "Error posting tweet..bla bla bla"..

Nyoba cek di twitter.com hasilnya, "Twitter is over capacity".. BLAH! Ada apaaa ini??

Kayaknya Twitter memang lagi 'down'.. mengingat, sekarang sedang demam Piala Dunia dan kalo gak salah, NBA juga. Apa hubungannya?? Ada hubungannya!

Twitter user pasti sedang berjubelan untuk posting komentar2 mereka seputar 2 hal itu tadi!

Hehehe..

Gue sendiri kurang menyenangi Sepak Bola dan Basket.. jadi otomatis gak akan juga ngikutin up date-nya. Sama sekali.

Kalo untuk sekedar seseruan mengikuti keriannya sih, mungkin masih. Biasanya ikut patisipasi dengan nonton bareng. Ikut makan2 dan minum2nya aja. Hahahaha!

Ah, jadi ngelantur.. padahal mau ngetweet gak bisa jadi tumplek kesini niiiih :D

11.6.10

Benefits of Sauna

Bacaan bagus nih! Dikirimin dari e-mail suami.
Mudah mudahan bermanfaat.. *banget buat gue*


When you take a sauna, the heat pumps up blood circulation near the skin and stimulates sweating. The Finns say a proper sauna elicits about a quart of sweat per hour. I generally encourage sweating. It helps the body rid itself of unwanted materials and improves general circulation. In medieval times, healers relied on saunas to cure illnesses, and priests used their heat to chase away evil spirits.

The oldest know medical document, the Ayurveda, appeared in Sanskrit in 568 BC and considered sweating so important to health that it prescribed the sweat bath and thirteen other methods of inducing sweat. Throughout history physicians have extolled the medicinal value of the sweat bath in its various forms such as the Finnish sauna, Russian banai, Islamic hammam, or the American Indian sweat lodge. Today, enthusiasts claim that beyond being relaxing the sauna gives relief from the common cold, arthritis, headaches, hangovers and "just about anything that ails you." Even if these claims are somewhat exaggerated, medical evidence shows that bathing in temperatures of 9O degrees C (192 degrees F) has a profoundly beneficial effect on a healthy body.

Sweat also has the function of being a judicious garbage collector. During a 15-minute sauna, sweating can perform the heavy metal excretion that would take the kidneys 24 working hours. Ninety-nine percent of what sweat brings to the surface of the skin is water, but the remaining one percent is mostly undesirable wastes. Excessive salt carried by sweat is generally believed to be beneficial for cases of mild hypertension. Some mental hospitals use saunas in their rehabilitation programs to pacify patients.

Sauna health benefits are numerous

A sauna helps improve blood circulation, strengthen the cardiovascular system, relax muscles, increase flexibility, and relieve pain. Other sauna health benefits include ease of joint pain and stiffness without toxic side-effects. In a sauna, you'll burn hundreds of calories without hours on the exercise bike or treadmill.

Saunas deep cleanse the skin. Sauna health benefits include removal of toxins and mineral waste, burning of calories and weight control Sauna health benefit is an improved immune system. In a hot sauna, your body is tricked into believing it has a fever. Your internal and external organs conspire to rid you of this fever. They quicken their pace, ridding you of toxins like heavy metals, uric acid, and lactic acid.

3.6.10

Kok harus begitu ya..?

Cerita 1


…Beberapa menit setelah duduk di bonceng tukang ojek..

Gue : “Pak, mau gak langganan per bulan?”

Tukang Ojek : “Aduh.. gimana ya Mbak, saya sih mau-mau aja sebenernya.. Tapi nanti anak-anak gimana?” *anak-anak: tukang ojek lain*

Gue : “Kenapa emang? Saya belum langganan sama siapa2 kok?”

Kang ojek : *Nampak ingin menceritakan sesuatu* “Justru itu Mbak, ga ada yang boleh langganan. Waktu itu pernah ada kejadian, penumpang mau berlangganan dan di jemput kerumah. Salah satu dari mereka akhirnya tau kenapa penumpang itu gak naik lagi dari tempat biasa karena di jemput si (sebut aja) Mamat kerumahnya. Eh si Mamat di gebukin pulang dari anter penumpang Neng..!”

Gue : “HAH??? Kok begituuuu? Apa salah dia sampe di gebukkin Pak?”

Kang Ojek : Mbak waktu pertama kali dibawa sama si Ival ya (kalo gue ga salah itu namanya)?” *gue sempet bertanya balik karena kurang tau siapa namanya* Itu lho Mbak, yang tangannya begini *sambil menekuk jari kirinya. Si Ival yg dimaksuda memang punya kekurangan fisik*

Gue : “Ohh iya Pak, dia orangnya. Memangnya kenapa Pak?”

Kang ojek : “Dia aja sempet ngancem saya gak boleh kasih nomor HP ke Mbak”

……………….



Belakangan ini gue suka telat bangun. Kalau udah telat bangun, telat juga sampai kantor. Demi gak terlambat sampai kantor, gue memilih naik ojek dari rumah. Keluar dari rumah sama2 suami tapi dia hanya mengantar gue sampai di tempat tukang ojek mangkal. Bukan hanya ini aja sih gue seneng naik ojek. Cuma aja, pertama kalinya naik ojek di wilayah rumah mertua.

3 hari pertama gue diantar dgn orang yang sama. Setelahnya mereka beroperasi sesuai antrian mereka mangkal. Intinya gue diantar oleh orang yang berbeda setiap harinya. tapi mereka yang kira2 ber-5 sampai 7 itu adalah orang yang sehari2 mangkal disana.

Sampai akhirnya suami gue bilang kenapa gak berlangganan aja. Bener juga pikir gue. Tapi sebelum nawarin langganan, diem2 gue menilai dulu mana ojek yang layak dan bikin gue nyaman. yang orangnya baik juga. Hehehe. Walaupun Cuma ojek motor, perlu dooong nyaman. Supaya kita sebagai penumpang juga enjoy selama perjalanan :p

Akhirnya gue tetapkan gue akan tawar si Bapak itu. (buseeetttt.. udah kayak apaan tau ditawar). Gak taunya malah gue dapet cerita itu. Antara butuh dan kuatir dia bakal kenapa2. Gue bingung. Males untuk cari2 lagi kan?

Jadi intinya, dia sendiri gak keberatan. Tapi dia lebih memikirkan keselamatannya. Takut kalau memang jadi gue berlangganan bulanan, dia bakal di keroyok nanti. Kasian..
Akhirnya demi keselamatan dan kenyamanan dia mencari nafkah, gue harus tunda cari ojek langganan.

Cerita 2

Gue dan teman2 makan siang di ‘kantin’ belakang kantor. Areanya bukan area kantin tertutup pada umumnya. Tapi ini letaknya didepan sebuah taman. Tenda2an gitu. Lebih tepat disebut apa ya? Kedai mungkin. Ah, apapun, pokoknya tempat makan! :p Lumayan banyak pilihan dari nasi ramesan sampai ke soto betawi. Tukang minuman juga ada.

Beda dari biasanya, gue liat pemandangan orang yang lagi minum Es Teh Manis. Kenapa beda? Karena memang biasanya disana cuma ada penjual minuman soft drink, air mineral kemasan botol/gelas. Sebut aja deh nama penjualnya Iwan.

Karena gue SUKAA banget minum Es Teh maka reflek gue langsung kegirangan bertanya.. “Eh syapa itu yang jual es teh manis???”. Yang menjawab Tante Yani. Si penjual soto betawi. Memang dari dulu dia lebih suka di panggil Tante katanya :)

“Ooh Nte Yani yang jual, aku mau doooong Nte?!” *merengek layaknya anak hehehe*. Semangatnya norak deh gue kalau ketemu minuman itu. Cinta abeeys.

Sejak itu, dan beberapa hari kemudian gue selalu pesen minuman dari tempat Tante Yani. Pertama, karena jelas lebih aman karena itu teh asli. Kedua, gue penggemar teh. Itu aja sih. Walaupun gue juga penggemar minuman manis kemasan. Tapi kalau ada yang asli, why not?

Tadi siang si Tante nyeletuk pelan.. “Si Iwan manyun sekarang karena aku nyediain the Ty..” Oya Nte?? Saut gue. “Iya.. soalnya orang banyak juga yang mesen..”…

Si Tante sempet nawarin temen gue Mbak Hesti dengan minuman yang di jual di Iwan. “Minum Teh Botol aja ya?” tawar si Tante. Saking ga enaknya kali ya sama Iwan.

………………………….




Sejak ada 2 kejadian itu gue jadi suka mikir. Kok sampe segitunya ya...

Kata beberapa orang sih “udah biasa Sty.. namanya juga persaingan orang dagang”.

Tapi pikiran seorang awam dan belum pengalaman berbisnis gue rada gak bisa terima. Bukannya rejeki itu ada yang “ngatur” ya? Toh banyak yang masih bisa beli minuman dan naik ojek sesuai dengan yang mereka mau? Jadi gak perlu sampai ada persaingan secara ‘kurang’ sehat begitu..

Belum lagi, suka denger dari rumpian orang2 yang bilang, Restoran A kan punya “Jimat” biar pengunjungnya rame. Atau, tukang Gado Gado itu kan “nyugih” hanya demi melariskan makanan dagangannya. Makanya makanannya enak2, karena ada “sajennya”.

Pikiran seorang gue yang lugu akan dunia bisnis ini juga kurang paham. Emang gak bisa ya memajukan bisnis / melariskan dagangan kita dengan cara memperhatikan kualitas??

Contohnya, resep makanan dibuat sedemikian rupa supaya kualitas rasanya enak dan pengunjung juga puas makan disana dan selalu datang di kemudian harinya.

Dalam hal narik ojek, cobalah dengan cara memperhatikan kualitas pengendaranya seperti, nyetir gak ugal ugalan, helm bersih, motor terawat rapi.. walaupun gak harus motor baru, tapi paling enggak, terurus dengan baik. Jadi bukan gak mungkin penumpang senang naik ojek.

Dan dari situ kita kembalikan lagi kepada niat kita menjalankan bisnis. Kalau tujuan dan niatnya baik, cari duit halal, bukan gak mungkin kan Tuhan akan beri kita jalan rezeki??

Terlepas dari ke-sok tauan gue soal berbisnis, ini sih gak bermaksud apa2. Namanya juga Blog. Buat gue untuk menuangkan pikiran. Kalau memang di akhir posting elo gak bisa nemu solusi, ya memang gue gak pengen bahas ini. Justru gue butuh opini dari yang ngerti ginian :) Kalau berkenan, silakan comment.

Mudah2an Allah memberkati rezeki kita semua…